Pendidikan Tanggap Darurat Bencana Kepada Siswa Di SMPN 2 Kabupaten Majene
Pendidikan Tanggap Darurat Bencana Kepada Siswa Di SMPN 2 Kabupaten Majene
Keywords:
Pendidikan, Tanggap Darurat Bencana, SMPN 2 MajeneAbstract
ABSTRAK
Secara tektonik, wilayah pesisir dan lepas pantai Sulawesi Barat terletak di zona jalur lipatan dan sesar atau fold and thrust belt. Secara khusus, wilayah Majene dan Mamuju pernah terdampak gempa secara berulang dengan periode waktu berbeda. Oleh karena itu, pendidikan tanggap darurat bencana menjadi urgen diberikan kepada siswa di SMPN 2 Majene sebagai pihak yang dapat mentransformasikan pendidikan didaerah rawan bencana. Solusi yang ditawarkan untuk melakukan pencegahan dan mitigasi secara khusus diarahkan pada ancaman yang ada dan kerentanan yang relevan dengan ancaman tersebut. Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk menghilangkan ancaman, mengurangi dampak ancaman ataupun menghindari kerentanan (kondisi rentan) yang berhubungan ancaman tersebut. Hal mendasar yang perlu dilakukan untuk mencegah dan memitigasi adalah mengenali ancaman berdasarkan ancaman kebencanaan dan prediksi potensi bencana suatu wilayah. Istilah yang sering digunakan adalah analisis/kajian ancaman.Rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama mitra yaitu: 1) Kajian ancaman dan resiko 2) Perencanaan pencegahan dan mitigasi; 3) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana; dan 4) Melakukan refleksi atas kegiatan yang dilakukan sehingga dapat dirumuskan perubahan sosial yang terjadi setelah pelaksanaan progran. Motode Pelaksanaan kegiatan program kemitraan masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab dan focus group Discussion (FGD) Hasil kegiatan program kemitaraan masyarakat yang dilakukan menunjukkan bahwa para peserta sangat antusias. Pemahaman peserta terkait kajian resiko ancaman bencana sebelum dilakukan kegiatan berada skor 54,6% dan setelah diadakan kegiatan meningkat menjadi 97,8%. Pemahaman peserta terkait perencanaan pencegahan dan mitigasi sebelum diadakan berada skor 61,3% dan setalah diadakan kegiatan meningkat menjadi 98,7%. dan memiliki pemahaman. Pemahamanan peserta terkait peningkatan kesiapsiagaan bencana sebelum diadakan kegiatan berada skor 43,5% dan setelah diadakan kegiatan meningkat menjadi 97,6%. Sedangkan pre-test terkait pemahaman peserta terkait kelompok-kelompok yang rentang bencana sebesar 65,6% dan hasil post meningkat menjadi 98,8%. Hasil refleksi atas kegiatan yang dilakukan menunjukan adanya perubahan pemahaman pada setiap peserta yang sangat baik terkait pelaksanaan kegiatan yang dilaksnakan. Mitra memiliki pemahaman mengenai kelompok-kelompok yang rentang dalam terhadap bencana yaitu, anak-anak, orang tua (Manula), perempuan, dan penyandang disabilitas